Bahrul Ulum Dot Com

Mendukung Internet Marketing Indonesia

LightBlog

Breaking

06 Juli 2013

Pemilihan Imam Sholat Yang Benar

Aturan Memilih Imam Sholat Ber jamaah Yang Benar dan Syah


Tulisan tata cara memilih Imam Sholat ber jamaah ini saya paparkan karena saya melihat di banyak Masjid atau Musholla sepertinya tidak memperhatikan masalah yang penting ini. Banyak di antara Imam Sholat yang dipilih adalah sebenarnya tidak memenuhi kriteria sebagai imam Sholat.

Memilih Imam SHolat
Waktu saya masih kecil dulu, saya ingat bagaimana saat guru ngaji saya ( Ustad yang ditua kan di daerah saya) sedang menguji beberapa murid senior yang dianggap sudah pantas menjadi Imam Sholat. Para senior yang siap uji ini adalah murid-murid yang minimal sudah dua kali khatam baca Al-Quran ( Sudah selesai membaca Alquran 30 juz  sebanyak dua kali ).

Ujian pertama adalah masalah Tajwid dan Makhraj dari bacaan atau Qiraah Alquran nya. Tajwid adalah tata cara membaca Alquran ,sedangkan Makhraj  adalah cara pelafalan huruf Hijaiyah (huruf Arab) yang sesuai dengan lidah orang Arab asli Mekah.

Ujian itu menurut Guru saya diperlukan, karena meskipun mungkin sudah 10 kali khatam Alquran, tapi jika makhraj nya kurang bagus, maka dia belum pantas menjadi Imam. Makhraj ini memang yg agak sulit disempurnakan, karena mungkin lidah orang Indonesia tidak bisa disamakan seratus persen dengan lidah orang Arab asli.

Contoh pada orang didaerah tertentu, umumnya agak sulit melafalkan huruf dzal dan zai ( menjadi J ). Atau orang di tempat lain yang agak sulit  melafalkan 'Ain (menjadi "Nga"), dan juga kurang pas (agak kurang tebal bunyi akhiran nya) dalam mengucap huruf J (hampir mirip dengan bunyi C ) , huruf D (hampir mirip dengan bunyi T ) dan huruf B ( (hampir mirip dengan bunyi P ).

Jika sudah lulus dalam ujian Tajwid dan Mahkraj, ada hal lain yang mesti dipenuhi , yaitu ilmu pengetahuan agama Islam yang cukup. Minimal sudah tau dasar-dasar rukun Sholat, Rukun Wudhu, dll . Yang dalam tatanan palajaran kitab kuning, ada itu yang namanya Babul Minan dan Irsyadul Anam.
Kedua kitab dasar itu berisi tuntunan beberapa rukun dan syarat atau aturan-aturan dasar yang penting dalam menjalankan ibadah Islam, termasuk didalamnya tuntunan Sholat. ( Baca tentang Cara Sholat Yang benar disini )

Jika seorang Imam Sholat tidak mengetahui hukum-hukum dasar Ibadah Islam ( yang juga disebut ilmu Fiqih), maka tentu saja ke absahan Sholat nya pun menjadi diragukan.Yang saya maksud disini adalah Sholat berjamaah ,terutama Sholat Fardhu.( Baca tentang Sholat sunnah disini )
Contoh : Misalnya sang Imam tidak tahu bagaimana cara Wudhu yang sah, maka tentu saja salah satu syarat syah Sholat nya tidak akan terpenuhi . Atau mungkin si imam tidak tau rukun Istinja ( aturan dalam membersihkan diri dari Najis), ini yang fatal karena tentu saja Sholat nya bisa batal.

Kenapa Aturan dalam memilih Imam Sholat Ini Begitu Penting?

Ketika Imam Sholat dipilih , maka dia akan menjadi penanggung jawab seluruh Ma'mum yang hadir di situ. Jika imam adalah orang yang tidak faham betul masalah ilmu Agama(qiraah dan fikih) , maka tentu saja nilai dari kesempurnaan Sholat berjamaah akan sangat berkurang.

Syarat Imam Sholat menurut Ulama Imam Mazhab

Imam adalah seorang pimpinan Sholat, jadi sudah semestinya harus yang memiliki kelebihan diantara orang-orang yang akan Sholat berjamaah. Beriku ini saya kutip tulisan dari website malang.pesantren.web.id :

Melihat dari Hadist Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan oleh Abu Mas'ud Al-Badri, yg artinya :

"Yang boleh meng imami kaum itu adalah orang yang paling pandai di antara mereka dalam memahami kitab Allah (Al Qur'an) dan yang paling banyak bacaannya di antara mereka. Jika pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an sama, maka yang paling dahulu di antara mereka hijrahnya ( yang paling dahulu taatnya kepada agama). Jika hijrah (ketaatan) mereka sama, maka yang paling tua umurnya di antara mereka".

Sahabat Nabi saw. yang paling banyak memahami kitab Al-Qur'an sudah tantu ialah orang yang paling banyak pengetahuannya akan ilmu fiqih. Karena mereka membaca dan menghafal ayat Al-Qur'an dan mempelajari hukum-hukum nya. Oleh karena shalat itu memerlukan keabsahan pada : bacaan Al-Qur'an dan fiqih, maka orang yang paling ahli dalam membaca Al-Qur'an dan juga yang paling ahli fiqih harus didahulukan dari yang lain.

Jika salah seorang di antara para ma'mum lebih pandai(Fasih) dalam membaca Al-Qur'an dan lebih pandai dalam ilmu fiqih, maka dia harus didahulukan dari pada lainnya.

Jika salah seorang di antara para ma'mum ada yang lebih pandai dalam ilmu fiqih, sedang yang lain lebih pandai dalam membaca Al-Qur'an, maka yang lebih pandai dalam ilmu fiqih adalah lebih utama. Karena barangkali dalam shalat tersebut terjadi sesuatu kejadian yang memerlukan kepada ijtihad ( hal dalam memutuskan suatu perkara).

Untuk lebih detail dalam masalah tatacara memilih Imam Sholat bisa langsung  lihat disini :  http://ppssnh.malang.pesantren.web.id

Kesempurnaan Sholat Untuk Mendapatkan Pahala dan Ridho Allah yang Maksimal

Dari paparan singkat yang saya nukil diatas, sudah jelas bahwa untuk memilih Imam Sholat itu tidak bisa sembarangan pilih. Bukan yang sekedar paling tua atau yang paling di hormati di daerah itu. Tapi ada syarat-syarat seperti yang saya paparkan diatas.

Tapi repotnya untuk kita-kita yang muda, yang sudah membaca atau yang sudah mengetahui masalah syarat Imam Sholat ini, kadang agak risih jika harus menegur atau mempersoalkan hal ini. Kadang kita yang muda merasa takut menyinggung perasaan para orang tua yang mungkin tidak tau masalah ini, atau yang sudah tau tapi tidak menjalankan aturan sesuai dengan ilmu nya.

Kalau sudah begitu, lalu bagaimana sikap kita ??
Silahkan kirimkan pendapat anda di kolom komentar ya...


Semoga ada manfaat dan mendapat Ridho dari Allah SWT.
Salam
Bahrul Ulum

2 komentar:

  1. Makasih sudah sharing, kalau boleh saya mau tanya,
    Misalnya saya lagi shalat sndirian, terus ada teman saya menepuk bahu saya, dan otomatis saya dan dia jadi berjamaah dimana saya sebagai imamnya.

    Yang jadi pertanyaan :

    1. Niat saya awalnya kan shalat sendiri, saat sudah ditepuk bahunya, bagaimana dengan niat shalat saya? Bukankah shalatnya jadi berjamaah dan bukan sendirian lagi? Apa saya perlu mengganti niatnya atau dilanjutkan saja?

    2. Misalnya saya shalat maghrib di rakaat kedua, lalu ada teman saya yang menepuk bahu saya, otomatis jadi berjamaah. Apakah sebagai imam harus sedikit dmengeraskan bacaan?

    Kalau saya lagi di pertengahan Al-fatiha, apakah saya harus mengulang bacaan alfatihah sambil mengeraskan suara, atau tetap melanjutkan surah alfatihanya sambil mengeraskan suara bacaan saya?

    Dan apakah ini berlaku juga saat saya sedang membaca surah pendek?

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Software ,
      Terimakasih mas Sofware sudah mampir dan komen ya..

      Terus terang saya bukan ahli fikih, hanya seorang Muslim yang pernah mengaji di majlis taklim :D.
      Saya coba jawab sesuai dengan ilmu yang saya dapatkan yah.

      1. Teruskan saja, dan sambil niat kan didalam hati kalau kita niat bberjamaah dan menjadi imam.

      2. Sholat mahgrib dan sholat malam lainnya , memang harus dikeraskan bacaan Fatihah dan bacaan surat setelah fatihah di rokaat pertama dan kedua, meski sholat nya hanya sendirian.
      Nah kalau anda sedang sholat sendirian dan mengeraskan bacaan tadi, dan lalu ada Ma'mum mengikuti, maka makmum ini dianggap masbuk, Imam teruskan saja sesuai rokaat dan bacaan yang sedang dijalankannya.

      Mudah-mudahan menjadi jawaban yang benar untuk anda yah.

      Salam
      Bahrul Ulum

      Hapus

Maaf Juragan,Bos-bos, Komentarnya jangan spam yah. Yang Komentnya spam tdk akan saya tampilkan. Yang ada Link di Komentar juga tdk akan saya tampilkan.Trimakasih atas pengertiannya.
Apa itu Komentar Spam menurut saya?
Silahkan lihat disini : Contoh SPAM..